The Fault in Our Stars diawali dengan kisah seorang remaja wanita bernama Hazel Grace. Dia merupakan seorang yang bertahan dari serangan kanker yang membuat paru-parunya tidak dapat berjalan normal. Orang tuanya menyarankan agar Hazel bisa pergi ke Support Group.
Suatu hari di Support Group, Hazel bertemu dengan seorang pemuda yang mencuri perhatiannya. Keduanya saling tertarik satu sama lain. Pemuda itu bernama Augustus Waters. Hazel dan Augustus saling berbicara mengenai banyak hal.
Hazel memberikan Augustus buku kesukaannya yaitu An Imperial Affliction. Keduanya akhirnya terbawa dengan alur buku dan sangat penasaran dengan bagaimana akhir kisah dari buku itu. Buku itu memang memiliki akhir kisah yang sangat menggantung. Karena rasa penasarannya, Augustus membuat rencana agar Hazel bisa menghubungi pengarang bukunya lewat email. Di pagi hari, Hazel mendapat email balasan yang merupakan undangan agar dia bisa pergi ke Amsterdam untuk mendiskusikan akhir bukunya.
Cerita lainnya, teman baik Augustus dan Hazel yang bernama Isaac harus kehilangan kedua matanya karena kanker. Dia memang sudah terbebas dari serangan kanker, namun harus kehilangan pacar kesayangannya yaitu Monica. Monica tidak ingin berpacaran dengan seorang pria buta.
Kembali pada kisah cinta Augustus dan Hazel, Augustus memberikan kejutan kepada Hazel bahwa dia masih memiliki "Permintaan" (Sebuah organisasi amal akan mengabulkan satu permintaan untuk seorang anak pengidap kanker). Dia menggunakan permintaannya untuk membawanya bersama Hazel ke Amsterdam untuk menemui Peter Van Houten (pengarang buku An Imperial Affliction). Hazel sangat gembira dengan kabar tersebut, namun dia perlu meyakinkan dokter dan orang tuanya tentang kondisi kesehatannya.
Dengan perjuangan yang sulit, mereka akhirnya bisa pergi ke Amsterdam dengan ditemani oleh Ibu Hazel. Di Amsterdam, Hazel and Augustus mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan. Mereka mendapatkan momen yang indah dan romantis disana. Tetapi semua berubah ketika mereka bertemu dengan Peter Van Houten. Peter Van Houten yang merupakan pecandu alkohol tidak memberikan tanggapan yang baik pada semua pertanyaan Hazel. Hazel yang sangat marah memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah Peter. Namun, asisten Peter yang bernama Lidewij membawa Hazel dan Augustus untuk pergi berkeliling di Amsterdam. Mereka pergi mengunjungi Anne Frank's House, yang merupakan tempat pertama kali Hazel dan Augustus berciuman.
Keesokan harinya, Augustus berbicara kepada Hazel tentang penyakitnya. Dia mengatakan bahwa kanker kembali menyerang tubuhnya. Ini merupakan berita buruk sebelum kepulangan mereka ke Amerika. Sesampainya di Amerika, Augustus langsung melakukan pengobatan untuk kankernya dan menyadari bahwa dia tidak memiliki banyak waktu lagi. Ditengah kesedihan ini, Augustus meminta Isaac dan Hazel untuk membacakan pidato pemakamannya di gereja.
Ketika Augustus meninggal, Hazel sangat kaget dan sedih. Dia menyadari bahwa bukan hanya dia yang bersedih atas meninggalnya Augustus, tetapi orang tuanya lah yang paling bersedih. Sehingga, pada pemakamannya dia memberikan pidato yang berbeda dengan sebelumnya. Di pemakanan, dia dikegutkan dengan kedatangan Peter Van Houten. Hazel berbicara dengannya dan menyadari bahwa cerita An Imperial Affliction merupakan kisah putri Peter yang meninggal karena kanker.
Beberapa hari setelah pemakaman, Isaac memberitahu Hazel bahwa Augustus pernah menulis sesuatu sebelum dia meninggal. Hazel akhirnya berusaha untuk mencari tulisan terakhir Augustus, dia berharap itu merupakan alternatif dari akhir kisah An Imperial Affliction yang sangat dia inginkan. Dia juga menyadari bahwa ibunya mengambil kelas untuk menjadi pemimpin Support Group, sehingga setelah dia meninggal orang tuanya akan memiliki kehidupan yang lain.
Sedihhhh
BalasHapusCopas dikit bang buat tugas kuliah
BalasHapusfilm yang sedih:(
BalasHapus