Senin, 07 September 2020

REVIEW FILM: FROZEN 2 (2019)

Review Film
      Review Film: Frozen 2 (2019). Film Animasi akhir tahun yang saya tunggu-tunggu banget. Setidaknya saya berharap bisa menutup tahun ini dengan indah, seperti Spiderman Into Spiderverse tahun lalu. Beruntungnya kemarin dapet tiket di Premiere XXI, bisa bebas dari rombongan emak-emak di Studio 1 (pengalaman Frozen pertama).

     Bayangin aja, dulu waktu nonton Frozen yang pertama di Studio 1, berisiknya minta ampun. Ada anak yang pas lampu mati nangis kejer, yang lari-larian di dalem bioskop ampe depan layar, ada yang teriak-teriak pas ngobrol dll. Pokoknya situasinya bener-bener gak kondusif banget lah kalau nonton hari pertama di studio 1. #curcol

     Sebelum masuk studio, seperti biasa mesen minuman favorit yang murah meriah yaitu Java Tea (plis XXI Karawang, balikin lagi Vanila Milkshake di menu dong).

     Film pun dimulai, scene awalnya sedikit flashback waktu Elsa sama Anna di nina-bobo-in sama Ibunya. Bukan pake lagu nina bobo ya, tapi ini lagu kok kayanya too dark buat konsumsi anak-anak, judulnya All is Found. Buat penonton dewasa kaya saya, ini lagu asli enak. Ada pesan yang cukup dalam di lagunya terutama pas lirik ini.

     in her waters deep and true
     lie the answers and a path for you
     dive down deep into her sound
     but not too far or you'll be drowned

Asli pas denger lirik lagunya, deg banget nusuk di dada. Bawaanya bukan seneng malah jadi sedih, ya ampun padahal baru scene pertama. 

     Di scene pertama ini juga dikasih kisi-kisi tentang kemana tujuan berpetualang mereka nantinya. Skip-skip-skip, abis itu kembali ke timeline zaman now. Elsa berasa kaya scyzo denger suara senandung trus, dia juga sadar kalau suaranya mulai ganggu banget, bikin bad mood. Suaranya udah pasti pada tau kan, aa..a.aaaa 2x. Suara yang akhirnya lumayan viral dijagat dunia maya. 

     Ternyata oh ternyata itu cuman bagian awal dari Soundtrack utamanya Frozen yang judulnya Into the Unknown, lagu yang bakal muncul berkali-kali. Menurut saya ni ya, lagu ini susah banget buat nandingin Let it Go

     Suara itu sepertinya marah dan merusak se isi istana. Warga yang panik pun akhirnya diungsikan ke atas bukit. Para Troll, menceritakan tentang hubungan yang pernah dijalin antara suku pedalaman dengan kerajaan. Salah satu simbol hubungan kerjasamanya adalah dibangunnya sebuah bendungan. Tidak tahu kenapa, disaat peresmian bendungan terjadi keributan antara pihak istana dan suku pedalaman itu. Troll juga berpesan, hanya Elsa lah yang sanggup pergi kesana, karena tempat penuh dengan magik.

     Cerita berlanjut, Elsa, Anna, Kristoff, Sven dan Olaf akhirnya pergi ke tempat itu. Katanya siapapun yang masuk kesana  tidak bisa keluar lagi, hmm. Lima sekawan ini memberanikan diri masuk kesana. Sebuah hutan yang ditutupi kabut tebal, bahkan kabut ini pun menutupi sinar matahari. 

     Pertama kali masuk kesana, ada empat buah tiang yang merupakan elemen yang ada di dunia (berasa nonton Avatar the Legend of Aang),  ada elemen api, tanah, angin dan air. Mereka pun bertemu penduduk asli sana dan beberapa pengawal istana zaman kakeknya dulu. Berapa tahun coba itu pengawal terjebak disana, sampe udah pada tua. 

     Ada sedikit konflik, ribut-ribut bentar terus pas tau kalau Elsa punya kekuatan baru pada berenti. Singkat cerita terjadi kekacauan, dua elemen ngamuk-ngamuk, yang pertama elemen angin trus lanjut elemen api. Elsa harus bisa menaklukan elemen-elemen itu supaya dapet petunjuk ke Ahtohallan (sungai kuno). Elemen angin ini lebih suka sama si Olaf dan jadi teman baiknya dia. Kalau elemen api ternyata bentuknya mirip salamander tapi versi unyu-unyu. Hobinya suka jilat-jilat butiran saljunya si Elsa. Disini juga mereka baru tahu kalau Ibunya itu keturunan dari suku pedalaman.

     Perjalanan berlanjut, Elsa dan Anna tanpa sengaja menemukan Kapal Ibu dan Ayahnya dulu. Disana ada rahasia yang terungkap, kalau ternyata kedua orang tuanya pergi ke Ahtohallan untuk mencari rahasia kekuatannya Elsa. Sayangnya gagal, dan berakhir tragis.

     Elsa yang merasa perjalanan ini sangat berbahaya, memaksa Anna dan Olaf untuk tidak ikut. Anna dan Olaf yang disuruh pergi Elsa ini, terdampar disebuah sungai tempat Monster Batu (Elemen Tanah) tidur. Elsa berangkat sendiri ke tepian sungai Ahtohallan, harus menghadapi ombak yang besar dan tentunya Si Kuda (Elemen Air). Setelah sukses menjinakan si Kuda, Elsa melanjutkan perjalan ke sebuah pulau yang berselimut es (Ahtohallan).

     Disana lah, kebenaran terungkap. Leluhurnya dulu (red: Kakeknya) berkhianat, membunuh pemimpin suku pedalaman itu. Itulah alasan ternyata keributan antar dua suku, yang membuat ke empat elemen ini marah besar. Elsa pun mengetahui kalau dia ternyata elemen ke lima,  yang bisa mempersatukan semuanya. Sayangnya mungkin karena lelah berakting, si Elsa lupa sama lirik lagu di awal tadi "but not too far or you'll be drowned". Terlalu kepo sih, akhirnya dia dikutuk jadi patung es.

     Anna mendapatkan firasat kalau terjadi sesuatu terhadap Elsa. Firasat ini diperparah dengan kepergian Olaf, karena kekuatan Elsa ikut menghilang. Dia bersedih seorang diri di dalam Goa. Lagunya ini bener-bener terlalu "dalem".

you are lost, hope is gone
but you must, go on
and do the next right thing

Sebagian orang mungkin bilang lagu ini gak terlalu cocok buat anak-anak. Soalnya berasa terlalu depresi banget gitu. Tapi buat anak-anak yang pernah ngerasa kehilangan salah satu orang tersayangnya, ini lagu oke banget, mengajarkan kita untuk Move On.

     Anna sudah tau, inti masalahnya adalah bendungan itu dan harus segera menghancurkannya. Idenya lumayan gila sih ini, dia mancing para Monster Batu ke arah bendungan, tentunya dibantu sang kekasih Kristoff. Bendungan akhirnya hancur, airnya meluap ke arah kerajaan. Tiba-tiba Elsa datang dengan menaiki si Kuda dan berhasil mencegah luapan air. Istana selamat, hutan terlarang pun kembali seperti semula, dan semua bahagia. Elsa memutuskan untuk tetap tinggal bersama suku pedalaman, karena itu tempat dimana Ibunya berasal. Sedangkan Anna menjadi ratu kerjaaan Arrandale. Oh ya ada yang lupa, Kristoff pun akhirnya sukse melamar sang gadis pujaan (red: Anna).



Kesimpulan


     Film ini emang gak sebagus yang pertama. Saya rasa ceritanya agak terlalu membosankan. Yang paling saya suka sih tetep Olaf, dia yang sukses bikin suasana bioskop gak krik-krik-krik. Saya fikir Frozen bakal menjadi pesaing kuat Toy Story 4 tahun ini, sayangnya masih belum. Cuman masih berharap aja Soundtracknya bisa tembus ke Oscar. Yah walaupun soundtrack utamanya emang gak sebagus Let it Go, tapi saya suka beberapa lagu galaunya, All is Found sama The Next Right Thing. Lumayan buat menemani kalau suasana hati sedang gundah gulana. Overall Frozen 2 masih sangat layak ditonton untuk menemani liburan akhir tahun bersama keluarga dan anak-anak.























Share:

0 Comment:

Posting Komentar

-->