Berteman Dengan Genderuwo. Apa yang pertama ada dipikiran kalian ketika bertemu atau Face to Face (F2F) dengan Genderuwo?“Aduh ... ngebayanginnya aja gak mau, apalagi harus ketemu.”
Kebanyakan orang ketika melihat sosok ini pasti kabur. Aku pun sama, ketika pertama kali F2F dengan makhluk ‘chubby’ ini.
Siapa juga yang tidak takut melihat sosok tinggi besar dipenuhi rambut, kukunya panjang, dengan gigi bertaring, rambut gondrong dan mata merah.
Sebenarnya, yang bikin dia serem itu karena dominasi warnanya hitam. Coba aja kalau dicat warna hijau toska terus ditambah motif polkadot warna ungu. Pasti unyu-unyu, mirip dengan ‘Sullivan’, temennya Mike ‘Si Mata Satu’ di film Monster INC.
*kembali ke pembahasan utama*
Gimana sih rasanya berteman dengan Genderuwo?
Ya ... biasa aja, sama kaya yang lain. Mungkin karena dasarnya aku tidak bisa dekat dengan hantu anak-anak. Entah kenapa mereka baru melihatku saja, langsung ketakutan dan kabur. Mungkin karena penjagaku wajahnya serem-serem.
*
Bagaimana pertama kali kita berjumpa?
Sebelumnya, aku tidak pernah memberi nama, jin yang coba mengikutiku. Jadi anggap Si Genderuwo ini namanya Tebo. Sebuah nama yang lumayan populer di tahun 2000an.
Waktu itu, aku sedang di jalan, pulang dari rumah teman, sekitar jam dua malam. Aku mengendarai sepeda motor, melewati jalan raya di tengah pesawahan.
Lagi asik mendengarkan lagu 'Shallow' di earphone, tiba-tiba motorku terasa berat sekali. Biasanya, yang hobi nebeng ini jenis-jenis Miss-K atau Poci. Eh ... ketika menoleh ke belakang, ternyata malah Genderuwo.
Merasa tidak bersalah, dia malah mengoyang-goyangkan motor, hingga membuatku hampir terjatuh. Aku matikan motor, berbalik badan, lalu melotot ke arahnya.
Kutanya apa maksudnya ini?
Usut punya usut, ternyata dia adalah kiriman seorang dukun. Istilahnya senjata pamungkas dukun tersebut. Si Dukun ini dendam, karena ‘kiriman’ dia ke seseorang, pernah kugagalkan.
Si Tebo ini, berbeda dengan jenis Genderuwo lain. Badannya lebih gede, terus warna badannya agak kehijauan. Katanya sih, dia itu pemimpinnya para Genderuwo.
Sempat terjadi pertarungan seru antara penjagaku dengannya. Aku hanya menonton saja, sambil mendengarkan lagu. Toh makhluk jenis ini sudah sering sekali singgah ke rumah.
Si Tebo pun akhirnya tumbang. Dia minta ampun, memohon untuk ikut denganku. Dia sudah tau, ketika gagal menjalankan tugasnya, pasti akan ada hukuman.
Jujur, aku tidak terlalu keberatan jika dia ingin ikut denganku. Hanya saja dengan satu syarat, jangan pernah mencelakai orang lagi.
Ternyata, si Dukun tahu, kalau Si Tebo ini mengingkari perjanjian dengannya. Dikirimlah rombongan Miss-K dan Poci beraneka warna, ditambah beberapa mantan anak buah si Tebo.
Sebagai uji coba, kupinta dia melawan mereka semua, dibantu dikit-dikit oleh penjagaku. Akhirnya rombongan itu pun kalah dan kabur.
Aku pun memperbolehkan dia ikut sampai rumah. Urusan disimpen di mana, nanti bisa dipikirkan lagi.
Sampai di rumah, Si Tebo malah dihalau oleh penjaga-penjaga rumah. Awalnya dia tidak boleh masuk. Setelah negosiasi cukup a lot, penjaga pun sepakat untuk memberinya tempat di dalam lemari kayu jati, di teras rumah.
*
Singkat cerita, beberapa hari kemudian, di pagi hari yang cerah. Terjadi obrolan antaraku dengan kakak di ruang tengah.
“Mir ... pas kemaren tidur sendirian di rumah, ada yang datang ke rumah tuh,” protes kakak.
“Hah siapa, Kak?”
“Gak jelas, pokoknya badannya gede terus item semua. Dia juga ketawa-tawa di atas kamar.”
“Owh ... itu Si Tebo, kemaren ikut sama Amir. Genderuwo itu, Kak.”
“Hadeh, ngapain bawa Genderuwo ke rumah, kaya gak ada makhluk lain aja.”
“Ah kakak juga, sering bawa Kuntilanak Merah ke rumah.”
“Lah itu kan gak tau kalau ngikut.”
“Ya udah sama aja ... yang penting dia gak nakal.”
“Gak nakal gimana sih, dia udah ganggu tidur gitu.”
“Mau kenalan kali, Kak.”
“Ish ... males banget," ucap Kakak lalu pergi ke kamarnya.
*
Sampe detik ini, Si Tebo ini masih terus mengikutiku. Dia juga sering memberi peringatan, kalau ada ‘kiriman’ yang datang ke rumah.
Sekarang dia malah sering jalan-jalan bareng Si Burung. Mereka jadi sering berduet untuk menjaga rumah dan menghalau ‘kiriman’ dari para dukun.
SEKIAN
0 Comment:
Posting Komentar